SEORANG calon pelanggan terlibat adu otot dengan seorang pedagang telepon seluler (ponsel) di pasar ponsel yang konon terbesar di Asia, Roximas, Jakarta. Si calon pelanggan, Akhmad, ingin menggunakan ponsel CDMA dengan kartu Fren prabayar Mobile-8. Tak masalah, hanya saja ketika sudah dibayar dan dipasang kartunya, Akhmad merasa tertipu sebab tarif CDMA yang digunakannya sama dengan tarif GSM dari Telkomsel atau operator lainnya.
Sulit sekali Dani, penjaga toko itu, menerangkan, CDMA yang dibeli itu masuk dalam golongan seluler, kena airtime, bukan telepon tetap nirkabel (fixed wireless) meski sama-sama berbasis CDMA (code division multiple access). Pada pengertian Akhmad, CDMA adalah cara berkomunikasi dengan "henpon" yang murah, sama dengan telepon rumah.
Banyak sekali anggota masyarakat yang punya persepsi sama, CDMA itu murah seperti yang dipromosikan oleh Telkom lewat Flexi. Padahal, inti Flexi adalah telepon tetap nirkabel, bukan CDMA-nya, karena pada dasarnya semua seluler bisa ditekuk menjadi telepon tetap, dengan tarif semurah telepon rumah.
Teknologi AMPS (advance mobile phone system) atau NMT (nordic mobile telephone) digunakan juga sebagai telepon tetap, utamanya untuk wartel. Di Sulawesi Selatan, ada telepon tetap berbasis AMPS yang dikenal dengan CT (city) phone.
Esia, saudara muda Ratelindo, menggunakan CDMA 2000-1X dengan tarif sama dengan Flexi walau keberhasilan panggilnya sangat tergantung dari keramahan PT Telkom. Ratelindo yang kini punya sekitar 130.000 pelanggan memanfaatkan teknologi TDMA (time division multiple access) yang juga menjadi basis GSM atau PDC. Namun, TDMA yang digunakan Ratelindo, meski kemudian ditingkatkan menjadi e-TDMA (extended), mutunya tidak bagus.
CDMA generasi pertama, CDMAOne atau yang dikenal dengan IS-95a - IS-95b, juga digunakan sebagai telepon tetap nirkabel oleh PT Telkom di Jawa Timur dengan nama C-Phone. Telepon tetap ini habis "nyawanya" bulan Februari, pemiliknya harus migrasi atau dimigrasikan oleh PT Telkom ke Flexi. Ganti ponsel, ganti nomor.
DUNIA mengenal dua kubu seluler digital, yaitu CDMA dan GSM (global system for mobile). Dari populasinya, GSM lebih unggul dibandingkan dengan CDMA karena ia digunakan lebih awal, tahun 1990-an, dan menerapkan standar terbuka yang dapat dikembangkan siapa saja. CDMAOne (IS-95) digunakan umum mulai tahun 1995 dan baru meledak ketika versi lanjutannya dikembangkan, CDMA 2000-1X pada bulan Oktober 2000.
Populasi ponsel GSM sudah lebih dari 1 miliar, sementara CDMA baru sekitar 150 juta akhir tahun 2003. Pengembangan CDMA tetap dipegang oleh Qualcomm dan hanya mereka yang berhak membuat chip yang merupakan otak dari alat komunikasi berbasis CDMA.
Kelebihan dan kekurangan CDMA jika dibandingkan dengan GSM:
1. Suara digital CDMA lebih jernih.
2. Kapasitas CDMA jauh lebih besar, untuk satu kanal 8 x kapasitas AMPS dan 4 x kapasitas GSM sehingga investasi operator jauh lebih rendah.
3. Pada CDMAOne, kapasitas suara-yang dihitung dalam erlang-per sektor di BTS (base transceiver station) mencapai 52,5 erlang, pada GSM hanya 13,2 sampai 32,8 erlang. Pada CDMA 2000-1X, kapasitas per sektor antara 92,8-133,9 erlang.
4. Tiap sektor di BTS GSM dapat digunakan hanya oleh 20-43 pelanggan bersama-sama, pada CDMAOne dapat sampai 63 pelanggan per sektor dan di CDMA 2000-1X jauh lebih besar, antara 105-147 pelanggan.
5. Kemungkinan drop call yang lebih sedikit daripada GSM karena semua frekuensi CDMA yang besarnya 1,25 MHz disebarkan sekaligus oleh tiap BTS-nya (spread spectrum), tidak dipecah-pecah dalam frekuensi kecil-kecil seperti di GSM akibat digunakan lagi di BTS lainnya (reuse). Karena kelebihan ini, CDMA dikenal sebagai seluler yang dapat pindah BTS secara halus (soft handsoff). GSM membagi frekuensi menjadi masing-masing 20 kHz dan tiap BTS yang bertetangga memancarkan frekuensi yang berbeda, frekuensi yang digunakan satu BTS digunakan lagi (reuse) di BTS yang berjauhan, dengan tujuan kapasitasnya dapat ditingkatkan.
6. CDMA versi 2000-1X-dalam hitungan sudah sebanding dengan GSM generasi ketiga-mampu mengirim data dengan kecepatan sampai 153 kilobit per detik, dibandingkan dengan GSM yang maksimal 64 kbps. Bahkan, pada CDMA 2000-1X EVDO (Evolution Data Optimized) mempunyai kapasitas 2,4 Mbps walau dalam praktik yang dicoba oleh Mobile-8, kecepatan yang dicapai sekitar 800-900 kbps. Pada CDMA 2000-1X EVDV (Evolution Data and Video) kapasitas transmisinya dapat sampai 3,1 Mbps.
7. CDMA juga menghadirkan berbagai aplikasi canggih semisal LBS (location based service) pemetaan, mobile Internet kecepatan tinggi, pesan multimedia, permainan (games), gambar, konferensi video, dan banyak lagi yang melebihi kemampuan GSM.
8. Ada kelemahan CDMA, luas cakupan BTS pada CDMA sangat tergantung dari berapa pelanggan yang menggunakannya. Beda dengan GSM, berapa pun yang menggunakan, cakupannya tetap. Ini karena sifat CDMA, seperti paru-paru yang akan mengecil saat bekerja keras meniupkan udara ke luar. Kalau penggunanya sedikit pada waktu bersamaan, cakupan BTS CDMA akan kembali meluas. Pada beberapa kasus pemasangan pengulang (repeater) tidak optimal karena malah mempersempit cakupan.
9. Cakupan CDMA (maksimal) sama dengan GSM, tergantung dari berapa frekuensi yang digunakan. Makin kecil frekuensinya, makin luas cakupannya. Kalau seluler, CDMA atau GSM, menggunakan frekuensi 1.900 MHz, cakupannya hanya sekitar 2 km, dengan 800 MHz bisa sampai 5-6 km. Namun, dengan 450 MHz, seperti yang digunakan PT Mobisel, bisa sampai 30 km, bahkan hingga 120 km dengan antena khusus.
10. GSM berkemampuan roaming. Pemilik GSM dapat menggunakan ponsel di luar domisili atau operatornya, CDMA belum mampu.
Kalau melihat kelebihan dan kekurangannya, layanan berbasis CDMA seharusnya memang lebih murah daripada GSM. Namun, bukan dari penggolongan tarifnya, seperti dipromosikan lewat Flexi, melainkan dihitung dari rendahnya investasi. Padahal, dalam soal penarifan, regulator belum mampu mengeluarkan aturannya sehingga sekarang kesannya besaran tarif "suka-suka" operatornya.
CDMA Lebih Murah dari GSM
.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
3 komentar:
salam sukses, kak mau nanya nich, aku pemakai telkom flexi, apa akan bisa mendapatkan signal evdo bila lokasiku 10km dari BTS telkom kalau memakai repeater/ boster? dan apa fungsi sebenarnya dari repeater? tanks sesudahnya.
hemmmmm,,,,,,,,,
agak kurang paham,,,
tapi yaudhalah udh di baca juga
Nice, jaringan cdma mulai di lirik lg setelah munculnya Smartfren. Terbukti dgn booming di mana2 terutama pulau jawa. Dgn teknologi EVDOnya produk ini meroket. Meski gt ttp ada mslh klasik yaitu belum meratanya daerah yg tercover EVDO.
Post a Comment